Film MERAH PUTIH yang menceritakan tentang peperangan merupakan kolaborasi sukses antara bakat perfilman utama di Indonesia dan kampiun efek khusus Hollywood.
tl
“Kami mengerjakan proyek ini selama lebih dari dua tahun. Pengambilan gambar dengan format film 35-milimeter dilakukan selama empat bulan di tengah kondisi yang sulit pada saat musim hujan di berbagai daerah di Indonesia,” kata salah satu produser eksekutif MERAH PUTIH, Jeremy Stewart, di Club Djakarta Theater XXI, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (23/7).
Ia mengatakan, pihaknya membawa jajaran tim kampiun ahli teknis dari perfilman Hollywood yang telah mengerjakan film itu, seperti SAVING PRIVATE RYAN, BLACK HAWK DOWN, untuk bekerja sama dengan jajaran perfilman Indonesia untuk membuat film MERAH PUTIH.
Ia menambahkan, film MERAH PUTIH merupakan film drama perang yang ambisius dan produksi film terbesar yang pernah dikerjakan di Indonesia.
“Kami pikir kerjasama ini penting untuk dilihat dari sudut di balik layar, sehingga kami melibatkan satu tim terpisah di bawah pimpinan Adrian Soetanto untuk membuat video HD, agar kami bisa mengikutsertakan publik dari awal dalam peristiwa nasional ini,” ujarnya.
Sementara itu, sutradara film MERAH PUTIH, Yadi Sugandi, mengatakan film tersebut memiliki nilai produksi yang besar, tidak dibuat dengan terburu-buru, dan membuat sebuah drama perang merupakan pekerjaan besar.
Ia menjelaskan, dalam pembuatan film tersebut pihaknya mendapat kendala, yaitu dalam satu adegan memakan waktu enam hari, pengambilan gambar dengan ratusan shot karena adegannya melibatkan pertempuran senjata dan peledakan.
Kepala Departemen Artistik, Iri Supit, mengatakan setiap departemen harus menjalani persiapan dan eksekusi yang menyeluruh dan detik, karena para produser menghendaki bahwa MERAH PUTIH harus memiliki otentisitas absolut dalam hal sejarah, aksi, dan kultur Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar